Jepang juga punyai pertumbuhan ilmu ilmu terlampau tinggi yang jadi sumber kertertarikan sendiri bagi penduduk dunia. Selain itu, kebudayaan yang begitu banyak ragam asal negeri sakura tersebut juga memberikan nilai tambah (more value).
Kearifan lokal dan kesenian Jepang yang dimiliki oleh negara Jepang merupakan keliru satu wujud pelestarian budaya leluhur yang masih terjaga hingga kala ini. Di sedang globalisasi kala ini, masyarkat jepang masih terlampau menghormati tinggi kebudayaan yang diturunkan oleh leluhur mereka.
1. Mukimono
Cara penyajian makanan yang menarik umumnya juga dapat tingkatkan nafsu makan seseorang. Di Jepang ada keliru satu seni ukir yang tidak biasa, yaitu seni mukimono atau seni mengukir buah dan sayur. Dalam dunia kuliner, hiasan terhadap sajian makanan umumnya dikenal dengan sebutan garnish, yang memiliki tujuan untuk menyebabkan makanan keluar lebih menarik.
Nah, mukimono ini juga menampilkan sebuah sajian makanan yang penuh dengan keindahan khas seni Jepang. Salah satu seniman Jepang yang menggeluti dunia mukimono ialah Takaheiro Kishimoto. Beliau merupakan seornag koki yang handal didalam menyebabkan ukiran- ukiran estetik terhadap buah dan sayur.
Beragam ukiran- ukiran cantik dibentuk di permukaan buah dan sayur. Kebanyakan berupa ukiran bunga ataupun ornamen- ornamen simetris yang begitu menawan, supaya sayang untuk dimakan. Tak jarang para seniman mukimono menyebabkan ukiran hewan dengan tingkat kerumitan yang terlampau tinggi.
2. Ukiyo-e(浮世絵)
Terakhir, inilah karya seni yang otentik khas Jepang, Ukiyo-e. Seni telah ada sejak era Edo. Seperti terhadap namanya Ukiyo-e, kata “e” yang bermakna gambar atau lukisan didalam bhs Jepang. Sehingga Ukiyo-e (浮世絵) ialah teknik melukis terhadap sebuah kertas washi yang menggunakan warna- warna cerah cocok dengan objek yang digambar.
Kata ukiyo sendiri punyai tiga arti yakni, ketidakpastian dunia (dalam konteks Buddhis), Kesenangan dunia, dan Kehidupan masyarakat. Subjek yang dilukis didalam ukiyo-e sangatlah beragam, dikarenakan seni ini telah berkembang sejak era Edo. Sehingga umumnya berupa kehidupan istana atau kerajaan kala itu.
Adapun sebutan subjek- subjek yang digambar, yaitu Bijinga (美人画 – Gambar wanita cantik), Yakushae (役者絵 – Gambar aktor Kabuki), Shibaie (芝居絵 – Gambar adegan lakon), Kachouga (花鳥画 – Gambar bunga, burung, ikan), Giga (戯画 – Gambar dengan sentuhan lucu), Shunga (春画 – Gambar dengan subjek seksual), dan sebagainya. Kuas yang digunakan didalam melukis ialah bernama Nikuhitsuga (肉筆画).
Kuas ini telah ada lebih dulu sebelum terdapatnya Ukiyo-e dengan teknik cukil kayu. Seni lukis ini jadi bagian budaya penduduk Jepang dan juga sebagai cerminan rutinitas sopan santun yang ada. Jika ingin memahami kehidupan masyrakat Jepang terhadap mas lampau, maka Ukiyo- e ini dapat jadi pilihan sebagai penggambaran kehidupan era dulu.
Baca Juga : Keunikan Budaya Yogyakarta: Mengenal Tradisi dan Adat Istiadat Lokal
Teknik pewarnaan yang cerah serta penggambaran tokoh didalam lukisan yang terlampau otentik memberikan kesan klasik budaya Jepang terhadap era itu. Ketika kita menyaksikan sebuah lukisan Ukiyo-e tanpa memahami telah dibawa ke didalam kehidupan era lampau yang klasik.
Itulah 2 kesenian asal Jepang yang punyai nilai historis dan klasik, tapi jarang https://rumahmurahjogja.com/ dikenal oleh penduduk dunia. Dari ulasan di atas dapat kita simpulkan bahwa segala macam tipe karya snei yang diciptakan tidaklah terlepas berasal dari sebuah tragedi atau sebab- akibat.
Dengan demikian, sebagai wujud penghargaan tertinggi terhadap leluhur maka kita sebagai manusia yang fana haruslah menjafga warisan tersebut supaya dapat dinikmati oleh generasi- generasi selanjutnya. Semoga tulisan ini dapat tingkatkan wawasan ilmu semua pembaca dan jadi referensi mengenai kebudayaan Jepang.