Mungkin tidak semua orang tahu instrumen apa saja yang tergolong dalam alat musik tradisional Banten. Kebanyakan orang mengenal alat musik tersebut sebagai budaya Sunda karena beberapa dekade silam, Banten pernah menjadi bagian dari Provinsi Jawa Barat.
Instrumen tradisional di Banten memang mirip dengan yang ada di Sunda. Bedanya, pengaruh Baduy begitu kuat sehingga ada ciri khusus yang membuat perbedaan. Di Banten sendiri, alat musik tradisional bisa kita temukan dengan mudah karena masih sering dipakai pada setiap upacara adat.
Sebagaimana kebudayaan lain di Indonesia, instrumen musik tradisional raja olympus Banten juga memiliki filosofinya masing-masing. Nah, di bawah ini merupakan ulasan tentang 9 alat musik tradisional di Banten beserta filosofi sakral yang menyertainya bagi yang tertarik untuk mempelajari.
1. Angklung Buhun
Angklung Buhun jika diartikan ke dalam Bahasa Indonesia berarti Angklung Tua. Nama alat musik ini menyimbolkan bahwa kesenian Angklung lahir bersamaan dengan hadirnya masyarakat Baduy di abad ke-16. Di Banten, Angklung kerap digunakan sebagai instrumen pada beberapa acara adat.
Baca Juga : Keunikan Budaya Yogyakarta: Mengenal Tradisi dan Adat Istiadat Lokal
2. Dogdog Lojor
Secara fisik, Dogdog Lojor mirip dengan alat musik Ketipung. Bedanya, instrumen tradisional ini memiliki bentuk lebih panjang. Inilah mengapa alat musik tersebut disebut Lojor. Di Banten Selatan, “lojor” memiliki arti panjang, sedangkan nama “dog dog” diambil dari suara yang dihasilkan.
3. Bendrung Lesung
Kebanyakan masyarakat yang masih melestarikan budaya nenek moyang di Indonesia menggunakan lesung untuk mengolah gabah menjadi beras. Hal serupa dilakukan juga oleh masyarakat Cilegon, Banten. Bedanya, selain untuk mengolah gabah lesung juga dijadikan alat musik pada ritual panen raya.
4. Gendang Banten
Gendang Banten memiliki bentuk fisik serupa dengan alat musik Gendang dari daerah lain seperti Jawa Barat dan Jawa Tengah. Cara memainkan alat musik ini adalah dengan memukul sisi atas dan bawah Gendang yang dilapisi kulit sapi. Alat musik ini merupakan simbol kekuatan dan ketangkasan.
Inilah mengapa di Banten, Gendang kerap dijadikan musik pengiring pertunjukan silat. Gendang Banten sendiri terdiri dari tiga alat musik perkusi, satu berukuran besar dengan kedua sisi yang bisa dipukul, sedangkan dua lainnya berukuran lebih kecil dan dipukul salah satu sisinya saja untuk menghasilkan harmonisasi musik cantik.
5. Pantun Bambu
Alat musik tradisional Banten ini terbuat dari ruas bambu berdiameter 10 cm dengan panjang sekitar 80 hingga 100 cm. Pantun Bambu dimainkan dengan cara dipukul atau diketuk. Musik yang dihasilkan keluar dari lubang di bagian tengah yang dilengkapi dengan senar.
6. Bedug Banten
Dikenal pula dengan Rampak Bedug, alat musik ini awalnya dipakai sebagai pengingat waktu salat dan berbuka puasa di masjid. “Rampak” diambil dari kata serempak merujuk pada cara memainkan alat musik secara berkelompok dan serempak. Satu kelompok biasanya terdiri dari 5 orang laki-laki dan perempuan.